DISTRIBUSI VERTIKAL EKOLOGI HEWAN

DISTRIBUSI VERTIKAL

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Hewan


Oleh :
Kelompok 4 (4F)
Yati Hadiyati
102154233
Nurul Umami Priyono
102154253
Nur Fitri Rahmawati
102154245
Erma Rahmawati Sanusi
102154228
Rahmi Widawati
102154236
Indra
102154267

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
A.    Tujuan
Mengetahui Distribusi Hewan Tanah Secara Vertikal
B.     Landasan Teori
Dalam komunitas hewan juga melakuakn penyeaberan, dapat seragam, acak, atau berkelompok, baik distribusi horizonta maupun vertikal. Distribsi ini berkaitan dengan kondisis lingkungannya,  seperti ketersediaan pangan, atau adanyapembatas berupa faktor fisik lanya. Untuk mengetahi hal tersebut, dapat dilakukan identifikasi struktur spesies dan perhitungn indeks kesamaan. 
            Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batu-batuan dan bahan organic yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa hewan tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah. Dengan denikian, kehidupan hewan tanah sangat di tentukan oleh faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam mempelajari ekologi hewan tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur.
Pengukuran faktor fisika-kimia tanah dapat di lakukan langsung di lapangan dan ada pula yang hanya dapat diukur di laboraturium.
            Distribusi vertikal dengan cara menggali tanah sedalam 10cm, 20cm, dan 30 cm, dimana nantunya dijumpai hewan yang berada pada kedalaman tanah tersebut. Distribusi secara horizontal dengan menggunakan jebakan berupa alt seerhana dengan idalmnyadisimpan formalin. Nantinyahewan yang sedang berkeliaran dapat terjebak didalamnya.
C.    Alat dan Bahan
1        Baki
2         Kantong plastik
3        Linggis kecil
4        Alat tulis
5        Penggaris
D.    Langkah Kerja
1        Melakukan pengumpulan hewan dengan melakukan penggalian atau menggunakan bor tanah, minimum 3 sampel, dengan jarak antar sampel 5 meter.
2        Mengumpulkan sampel pada tiap kedalam, 0-10 cm, 11-20 cm, 21-30 cm, kemudian melakukan identifikasi dan perhitungan total masing-masing hewan tanah yang ditemukan pada tiap sampel.
3        Menghitung indeks dominansi, indeks kesamaan dan indeks diversitas pada tiap kedalaman dan membandingkannya.
E.     Hasil Pengamatan
1        Indeks dominansi
Tabel indeks dominansi hasil pengamatan di kebun bambu Kp.Muara Sukarame Kab. Tasikmalaya
Kedalaman Tanah
Sampel A
Jml
Sampel B
Jml
Sampel C
Jml
1-10 cm
Semut
30
Semut
7
Semut
10

Spesies A
10
-
-
Cacing
3
11-20 cm
Rayap
5
-
-
-
-

Cacing
7
Cacing
1
-
-
21-30
-
-
-
-
Rayap
30

Gambar hasil pengematan
Sampel A
Sampel B
Sampel C
10 cm
10 cm
10 cm





20 cm
20 cm
20 cm




30 cm
30 cm
30 cm





Menghitung jumlah per spesies:
a.       Semut                             = 47 individu
b.      Spesies A                        = 10 individu
c.       Rayap                             = 35 individu
d.      Cacing                            = 11 individu
Jumlah seluruh individu = 103 individu
Menghitung indeks dominansi (C)
Rumus Umum : C=∑(ni/N)2
a.       Semut              =  0,10

b.      Spesies A         =  0,009

c.       Rayap              =  0,09

d.      Cacing             =  0,005


No
Nama Takson
Jumlah individu
Indeks Dominansi
Foto/Gambar
1
Semut
47
0,10


2
Spesies A
10
0,009




3
Rayap
35
0,09



4
Cacing
11
0,005




2        Indeks kesamaan
Membandingakan antar sampel
a.       Perbandingan antara sampel A dan sampel B
S = 
   =
b.      Perbandingan antara sampel A dan sampel C
S =
=

c.       Perbandingan antara sampel B dan sampel C
S =
=
3        Indeks diversitas
Rumus umum : H = -∑ pi log pi
H  =
H  = 1,19
F.     Pembahasan
Dari praktiukum yang telah dilakukan tentang distribusi vertikal hewan, bertujuan untuk mengetahui strata kehidupan hewan bawah tanah. Praktikum ini menggunakan tiga sampel yaitu sampel A, sampel B dan sampel C.
Pada sampel A digali sebanyak tiga tingkatan, pada tingkatan pertama yaitu digali sedalam 10 cm dan temukan adanya dua spesies yaitu spesies semut sebanyak 30 individu dan Spesies A sebanyak 10 individu. Pada tingkatan kedua yaitu digali sedalam 20 cm ternyata ditemukan dua spesies yaitu rayap sebanyak 5 individu dan cacing sebanyak 7 individu, dan pada tingkatan ketiga yaitu pada kedalaman 30 cm ternyata tidak ditemukan hewan.
Pada sampel B digali sebanyak tiga tingkatan, pada tingkatan pertama digali sedalam 10 cm serta ditemukan satu spesies yaitu semut sebanyak 7 individu. Pada tingkatan kedua yaitu pada kedalaman 20 cm ditemukan satu spesies yaitu cacing sebanyak satu individu, dan pada tingkatan ketiga pada kedalam 30 cm ternyata tidak temukan hewan.
Pada sampel C digali sebanyak tiga tingkatan. Pada tingkatan pertama yaitu pada kedalaman 10 cm ditemukan dua spesies yaitu semut sebanyak 10 individu, cacing sebnyak 3 individu. Pada tingkatan kedua yaitu kedalaman 20 cm tidak ditemukan hewan, tetapi pada tingkatan ketiga yaitu kedalaman 30 cm ternyata ditemukan satu spesies yaitu rayap sebanyak 30 individu.
Dari data tersebut diperoleh jumlah spesies semut yaitu 47 individu, spesiea A 10 individu, spesies cacing 11 individu dan spesies rayap 35 individu, jumlah keseluruahan individu yang ditemukan yaitu 103 individu dan 4 spesies hewan.
Hasil perhitungan indeks dominansi dari masing-masing spesies adalah untuk spesies semut memiliki nilai indeks dominansi 0,10 untuk spesies A memiliki nilai indeks dominansi 0, 009 untuk spesies rayap memiliki nilai indeks dominansi 0,09 dan untuk spesies cacing memiliki nilai indeks dominansi 0,005. Dari perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hewan yang mendominasi dikawasan kebun tersebut adalah semut karena semut memiliki nilai indeks dominansi paling tinggi yaitu 0,10.
Hasil perbandingan nilai kesamaan antar sampel yang diambil adalah perbandingan antara sampel A dan sampel B memperoleh nilai indeks kesamaan 0,67 untuk perbandingan antara sampel A dan sampel C memperoleh nilai indeks kesamaan 0.86 dan perbandingan antara sampel B dan C memperoleh nilai indeks kesamaan 0,80. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel yang miliki tingkat kesamaan paling tinggi yaitu antara sampel A dan sampel C hal ini karena jumlah spesies yang ditemukan sama dikedua sampel tersebut adalah 3 spesies.
Dari data yang telah diperoleh maka di dapat nilai indeks diversitas hewan yang ditemukan dikebun sebesar 1,19. Hal ini menunjukan keanekaragaman spesies pada kebun tersebut yaitu sedang karena nilai yang diperoleh 1,0< H <3,322.
G.    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kehidupan bawah tanah memiliki strata kehidupan yang dihuni oleh spesies yang berbeda, semakin banyak spesies dan individu yang hidup didalamnya maka keanekaragaman semakin tinggi.


Daftar Pustaka
Anonim.2010.distriibusi hewan tanah . [online]. Tersedia: http://www.scribd. com/doc/92184709/DISTRIBUSI-HEWAN-TANAH.[06-11-2012].

Anonim.2010.ekologi hewan keragaman dan distribusi vertikal kumbang.[online]. Tersedia: http://theresiavalendepari.wordpress.com/2010/12/22/ makala h-ekologi-hewan-keragaman-dan-distribusi-vertikal-kumbang-tinja-scara baeids-coleoptera-scarabaeidae-di-hutan-tropis-basah-pegunungan-taman -nasional-gede-pangrango-jawa-barat-indonesia/.[06-11-2012].

Suprapto, Purwati Kuswarini. 2013. Praktikum Ekologi Hewan. Tidak di Terbitkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar