BENTUK KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

1.    Pengertian Lingkungan Hidup

Menurut Undang Undang No. 32 Tahun 2009, kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Menurut Prof Dr. Ir. Otto Soemarwoto, lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati  yang mempengaruhi kehidupan kita. Menurut S.J Mcnaughton & Larry L. Wolf, lingkungan hidup adalah semua faktor ekstrenal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengarui kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme. Menurut Prof. Dr. St. Munadjat Danusaputro, Sh, lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya

2.    Pengertian Kerusakan Lingkungan

Menurut Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.


3.    Bentuk Kerusakan Lingkungan

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a.    Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1)   Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
a)    Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
b)   Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
c)    Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
d)   Gas yang mengandung racun.
e)    Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
2)   Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
a)    Berbagai bangunan roboh.
b)   Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
c)    Tanah longsor akibat guncangan.
d)   Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
e)    Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
3)      Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
a)    Merobohkan bangunan.
b)   Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
c)    Membahayakan penerbangan.
d)   Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
b.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi untuk mengeksploitasi lingkungan sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi. Namun, ilmu dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia telah mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan hidup. Karena dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini :  (http://shirieen.blogspot.com/2009/12/bentuk-kerusakan-lingkungan-hidup.html, di akses pada tanggal 1 Maret 2012)
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1)   Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
a)    Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut.
b)   Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
c)    Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan (hujan asam) yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
d)   Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik.
2)   Degradasi lahan
Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan.
Degradasi lahan dapat berupa penggundulan hutan (deforestation) dan penggersangan lahan (desertification).
a)    Penggundulan hutan (deforestation)
Sebelum membahas mengenai penggundulan hutan, akan diuraakan terlebih dahulu mengenai fungsi hutan. Hutan mempunyai berbagai fungsi, yaitu :
(1)     Hutan berfungsi sebagai penampung air di musim hujan. Air kemudian dilepas sedikit demi sedikit sehingga terbentuki mata air.
(2)     Hutan berfungsi sebagai sumber air.
(3)     Hutan berfungsi pengatur suhu karena hutan turut menentukan suhu udara di daerah sekitarnya.
(4)     Hutan berfungsi sebagai estetis karena hutan yang terpelihara baik akan mempercantik daerah sekitarnya.
(5)     Hutan berfungsi tempat berkembang biak satwa-satwa tertentu.
(6)     Fungsi lain dari hutan adalah sebagai daerah pertahanan dan keamanan. Daerah-daerah kritis sangat memerlukan hutan. Lahan kritis yang memerlukan hutan di Indonesia banyak sekali. Untuk sekadar contoh, berikut ini ditunjukkan beberpa diantaranya. Waduk jatiluhur memerlukan hutan di bagian hulu sungai citarum sebagai penahan banjir, pencegah erosi, dan sumber mata air. Daerah Jakarta dan sekitarnya memerlukan hutan di puncak. Danau toba memerlukan hutan di sekitarnya sebagai sumber air, pencegah erosi, dan banjir. Bale Endah, Bandung Selatan, sering kebanjiran karena hutan-hutan daerah aliran sungai (DAS) Citarus gundul, ini berarti Bale Endah memerlukan hutan di bagian utara, sekitar Dago Lembang.

Penggundulan hutan terjadi karena tindakan perusakan dan penebangan hutan secara permanen. Banyak faktor yang menyebabkan manusia melakukan penggundulan hutan, antara lain :
(1)   Pembangunan permukiman
Pembangunan permukiman baru sering dilakukan dengan cara membuka lahan hutan. Daerah transmigrasi disiapkan untuk ditempati para transmigran agar dapat membangun kembali lingkungan barunya. Lahan transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara membuka hutan. Selain disediakan rumah-rumah dan laha pekarangan, fasilitas prasarana transportasi juga disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat untuk menghubungkan dengan daerah luar, di Indonesia, penyediaan lahan transmigran disiapkan untuk menempatkan jutaan penduduk dari Jawa atau wilayah lain yang berpenduduk padat.
(2)   Perluasan lahan pertanian
Kebanyakan lahan gundul di wilayah ini pada beberapa dekade terakhir disebabkan oleh pengembangan dan peternakan hewan besar serta perluasan lahan perkebunan. Lahan diwilayah ini tidak cocok untuk pertanian dan peternakan karena kurang subur. Lebih lanjut, lahan pertanian yang dikerjakan intensif tanpa periode jeda telah mempercepat proses degradsi tanah
(3)   Penggunaan bahan bakar kayu
Pohon-pohon hutan dapat dijadikan kayu bakar. Pemanfaatan kayu sebagai sumber energi terutama terjadi di Negara-negara berkembang.
(4)   Penambangan terbuka/ permukan
Bahan tambang perlu dikeluarkan dari dalam bumi agar dapat bermanfaat bagi manusia. Sebagai contoh, batu bara di tambang untuk bahan bakar pembangkit listrik. Lahan yang bayak mengandung cadangan batu bara kebanyakan masih berupa hutan. Untuk mendapatkan batu bara, cara yang umum di lakukan di Indonesia adalah denagn penambangan terbuka/ permukaan (open-cut/ surface mining).
Metode penambangan terbuka menyebabkan lahan hutan yang ditebangi semakin meluas. Akibatnya, hutan menjadi gundul dan permukaan lahan menjadi rusak.
(5)   Pembalakan
Pembalakan yang tidak terkendali menjadi penyebab utama kerusakan hutan. Kegiatan pembalakan atelah mengubah lahan hutan menjadi gundul secara cepat. Fungsi hutan sebagai penutup dan pelindung tanah menjadi hilang. Hujan dan angin mudah mengerosi tanah yang terbuka. Pohon-pohon yang tersisa akan tumbang oleh angin karena tanah tempat tumbuh akar sudah terkikis. Pada lahan yang terbuka, sinar matahari menyinari langsung sehingga tanah menjadi kerin, tidak subur, dan sulit diolah.
Selanjutnya kayu-kayu gelondongan hasil pembalakan diangkat keluar dari hutan melalui jalan yang dibuat dengan melintasi tengah hutan. Pengankutan kayu-kayu gelondongan menyebabkan banyak kerusakan pohon-pohon pada jalur lintasan yang dilalui truk pengangkut. Alat-alat berat seperti traktor dan bulldozer juga menghancurkan vegetasi dan memadatkan tanah dilindasannya. Tanah yang padat sulit menyerap air hujan sehingga menghambat vegetasi untuk tumbuh kembali.
b)   Penggersangan lahan (desertification)
Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah iklim kering (arid) dan setengah semi kering (semiarid). Degradasi lahan di wilayah ini menyebabkan terbentuknya gurun. Ini berarti telah terjadi kerusakan lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh.
Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan lahan merupakan masalah lingkungan pada decade sekarang. Beberapa penyebab penggersangan lahan sebagai berikut.
(1)   Kegiatan pertanian
(2)   Penggunaan teknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar