ULTRA
STRUKTUR SEL
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Biologi Sel
Oleh:
Kelompok 2 (2F)
Yati Hadiyati 102154233
Nida Salma 102154223
Feri Firman K 102154236
Mita Fazrin 102154231
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis telah
mampu menyelesaikan tugas makalah ini.Shalawat beserta salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kepada, Nabi besar kita Muhammad SAW, kepada para sahabat
serta umatnya.
Makalah yang berjudul
“Ultra Struktur Sel” ini,disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Biologi Sel. Makalah ini memaparka mengenai ultra struktur sel beserta fungsi dari tiap-tiap struktur.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,baik mengenai isi, maupun bahasanya.
Meskipun demikian, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya,
Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Tubuh kita tersusun atas
bagian-bagian yang sangat kecil, begitu pula dengan dengan makhluk hidup yang
lain. Bagian yang sangat kecil itulah yang disebut dengan sel. Semua mahkluk
hidup dibentyuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel (uniseluler) contohnya
bakteri, dan ada pula yang dibentuk oleh berberapa kumpulan se (multiseluler)
contohnya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.
Sel pertama kali ditemukan
oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665)
mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus
tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari
bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek
yang ditemukannya itu. Dua ahli biologi dari Jerman, Mathias J. Schleiden dan
Theodor Schwann (1838), membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong,
melainkan berisi cairan sitoplasma yang mendukung segala aktivitas dasar makluk
hidup. Sehingga muncullah teori sel yang dibangun oleh kedua tokoh tersebut.
Sel merupakan unit structural
dan fungsional terkecil pada mahkluk hidup. Sel sebagai unit structural
terkecil bermakna bahwa sel merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh mahkluk
hidup. Setiap sel tersusun dari bagian membrane plasma, inti sel, sitoplasma
dan organel sel. Sedangkan sel sebagai unit fungsionla bermakna bahwa sel
penyusun tubuh makhluk hidup melakukan suatu fungsi atau kegiatan proses hidup.
Fungsi yang dilakukan oleh sel meliputi respirasi, ekskresi , transportasi
sisntesis, reproduksi, sekresi, respon.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa fungsi dari membrane sel?
2.
Apa fungsi dari retikulum endoplasma?
3.
Apa fungsi dari ribosom?
4.
Apa fungsi dari badan golgi?
5.
Apa fungsi dari lisosom?
6.
Apa fungsi dari mitokondria?
7.
Apa fungsi dari plastida?
8.
Apa fungsi dari sentriol?
9.
Apa fungsi dari nukleus?
10. Bagaimana
pertautan antar sel terjadi?
C. Tujuan
makalah
1.
Untuk mengidentifikasi fungsi membran plasma;
2.
Untuk mengidentifikasi fungsi retikulum endoplasma;
3.
Untuk mengidentifikasi fungsi ribosom;
4.
Untuk mengidentifikasi fungsi badan golgi;
5.
Untuk mengidentifikasi fungsi lisosom’
6.
Untuk mengidentifikasi fungsi mitokondria;
7.
Untuk mengidentifikasi fungsi plastid;
8.
Untuk mengidentifikasi fungsi sentriol;
9.
Untuk mengidentifikasi fungsi nukleus dan
10. Untuk
mengidentifikasi pertautan yang terjadi antar sel.
BAB
II
PEMBAHASAN
Semua sel dibatasi oleh suatu membran
yang disebut membran plasma dan daerah di dalam sel disebut sitoplasma.
Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang
dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.
Selain itu, semua sel memiliki struktur disebut ribosom
yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis
banyak reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme
tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik
atau sel eukariotik.
Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian
besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus
atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri
dan arkea
yang memiliki sel prokariotik, sementara protista,
tumbuhan,
jamur,
dan hewan
memiliki sel eukariotik.
A. Sel
prokariota
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani,
pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran yang
memisahkan DNA
dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma
disebut nukleoid.[7]
Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniselular dengan sel berukuran
kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta
umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan
beberapa struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran
selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat
atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan,
lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula
bakteri yang memiliki selubung sel dari protein.
Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein,
walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah
sel pecah akibat tekanan osmosis pada
lingkungan yang berkonsentrasi lebih rendah
daripada isi sel.
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya.
Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul
yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain. Kapsul
juga dapat membantu sel bakteri menghindari jenis tertentu sel kekebalan
tubuh manusia. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan
benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus
(jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri
bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat pada
dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki
bahan genetik tambahan yang disebut plasmid
yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh
sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang
memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein
struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya
ada pada eukariota.
Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan
berperan menentukan bentuk sel.
B. Sel
Eukariota
Tidak seperti prokariota, sel eukariota
(bahasa Yunani,
eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus.
Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar
daripada bakteri.
Sitoplasma
eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel.
Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol,
yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta
sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu
lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel
eukariota, yaitu mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme
energi sel terjadi; retikulum endoplasma, suatu jaringan membran
tempat sintesis glikoprotein dan lipid; badan Golgi,
yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; dan peroksisom,
tempat perombakan asam lemak dan asam amino.
Sel hewan,
tetapi tidak sel tumbuhan, memiliki lisosom,
yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh
sel. Kloroplas,
tempat terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel
tertentu daun
tumbuhan dan sejumlah organisme uniselular. Baik sel tumbuhan
maupun sejumlah eukariota uniselular memiliki satu atau lebih vakuola,
yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya
sejumlah reaksi penguraian.
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel
yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat
dan tegar. Fungi
juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri
maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat
saluran yang disebut plasmodesmata.
Adapun ultra struktur dari sel adalah sebagai berikut:
1. Membran
plasma
Membran sel
yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel
juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein.
Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di
sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan
tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik.
Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan
dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu
melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain,
atau menjadi reseptor yang mendeteksi
dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar
30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
2. Retikulum
endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan
selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil')
saluran bermembran dan vesikel
saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
a.
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena
permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat
tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada
retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian
dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein
tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat
untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan
ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma,
dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan
distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi,
yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
b.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran
sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum
endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan,
racun,
dan produk sampingan beracun dari metabolisme
sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan
tubuh.
3. Ribosom
Ribosom
merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki
beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan
sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota
lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan
fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol
atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar
protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol,
sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel
tertentu seperti lisosom,
atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur
identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif
masing-masing ribosom begitu metabolismenya berubah
4. Badan
golgi
Badan Golgi
(dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi)
tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran
yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna,
tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan
sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas
metabolismenya.
Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini
biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus
disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans.
Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen,
protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat,
ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim
ke tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan
ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein
transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di dalam lisosom.
Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma di dalam vesikel
sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran plasma
dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis,
dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel
endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.
5. Lisosom
Lisosom
pada sel hewan
merupakan vesikel
yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks.
Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu.
Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran
dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis
ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang
disebut autofagi, lisosom mencerna
organel
yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis,
proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri
atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis
ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit,
yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
6. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria,
yang menempati sampai 25 persen volume sitoplasma.
Organel
ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus,
vakuola,
dan kloroplas.
Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani
mitos, 'benang') di bawah mikroskop
cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran,
yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran.
Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena memiliki
lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks,
atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi
selular, yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energi pada
sel. Karbohidrat
dan lemak
merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon
dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan pelepasan
energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul
yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian
besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan
berbagai reaksi kimia dalam sel.
Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut
dilakukan oleh enzim-enzim
yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian
sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein
mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.
7. Plastida
Plastida
adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Terdapat
tiga macam plastida yaitu Kloroplas, Leukoplas, Kromoplas.
1.
Kloroplas, adalah plastida yang menghasilkan warna
hijau daun, disebut klorofil.
Kloroplas
adalah plastida yang mengandung klorofil, karotenoid dan pigmen
fotosintesis lain
Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :
- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
-
klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
-
klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat
-
klorofil d: menghasilkan warna hijau merah
Selubung
kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran
lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun
bertumpuk membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di
dalam tilakoid inilah terdapat pigmen fotosintesis
yaitu klorofil dankaroten. Ruangan di antara grana
disebut stroma.
Proses
fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil
berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia
melalui suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah
reaksi gelap yaitu proses pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di
dalam stroma dengan menggunakan energi kimia hasil reaksi terang.
2.
Leukoplas, adalah plastida yang tidak berwarna.
Terdapat 3 jenis leukoplas yang dibedakan berdasarkan fungsinya.
a.Amiloplas ;berfungsi
menghasilkan Amilum
b.Elaioplas ;berfungsi menghasilkanlemak
c. Proteoplas ; berfungsi menghasilkan protein
b.Elaioplas ;berfungsi menghasilkanlemak
c. Proteoplas ; berfungsi menghasilkan protein
3.
Kromoplas, adalah plastida yang
menghasilkan warna non fotosintesis atau warna selain hijau. Macam-macam warna
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Karotin : Berwarna kuning, misalnya pada wortel
b. Xantofil : Berwarna kuning pada daun yang tua
c. Fikosantin : Berwarna coklat pada ganggang Phaeophyta
d. Fikosianin : Berwarna biru pada ganggang cyanophyta
e. Fikoeritrin : Berwarna merah pada ganggang Rhodophyta
f. Antosianin : Memberi warna merah sampai kuning pada bunga
b. Xantofil : Berwarna kuning pada daun yang tua
c. Fikosantin : Berwarna coklat pada ganggang Phaeophyta
d. Fikosianin : Berwarna biru pada ganggang cyanophyta
e. Fikoeritrin : Berwarna merah pada ganggang Rhodophyta
f. Antosianin : Memberi warna merah sampai kuning pada bunga
8. Sentriol
a.
Pengertian
sentriol
Semua sel
yang dapat membelah (dan bahkan ada yang tidak membelah) mengandung sepasang
bangunan yang disebut sentriol. Sentriol adalah sebuah organel
berbentuk tabung yang biasa ditemukan pada organisme eukariot, selalu terdapat
pada sel hewan, meskipun jarang sekali ditemukan di beberapa tumbuhan tingkat
tinggi dan jamur. Pada sel yang memiliki organel gerak di puncaknya, sering
tampak organel ini dekat-dekat di dasarnya. Sentriol yang berpasangan, diatur
secara tegak lurus dan diselimuti oleh gumpalan besar tidak berbentuk yang
terbuat dari material-material padat (biasanya diketahui sebagai Material
Pericentriolar) mendasari struktur persenyawaan yang biasa diketahui
sebagai sentrosom. Sebelum ME ditemukan, ada organel sel yang
disebut sentrosom (dari kata sentra = pusat; soma = badan),
yang sering tampak terletak di tengah sel dan dekat inti.
Sentriol
biasanya terletak dekat inti sel (nukleus) meskipun fungsinya sering dikaitkan
dengan peristiwa pembelahan sel (mitosis maupun meiosis) khususnya dalam
pembentukan benang-benang gelendong untuk memisahkan sel kromosom. Sentriol
biasanya terdapat berpasangan disebut diplosom. Sepasang sentriol sel
hewan terdapat di dalam sentrosom. Selama interfase biasanya pasangan ini
berada di sisi inti sel dan diungkus oleh suatu selaput pembungkus, tetapi pada
beberapa sel pasangan ini terletak di dekat permukaan sel. Umumnya pasangan ini
membentuk sudut tegak lurus, tetapi kadang-kadang tersusun/berhubungan pada
bagian ujung-ujungnya. Pada sel yang berinti banyak seperti osteoklas, mungkin
terdapat sejumlah besar sentriol yang berasal dari sejumlah sentrosom yang
melebur.
b.
Penemu Sentiol
Keberadaan
sentriol dan sentrosom yang digambarkan sebagai organ utama pembelahan
sel, ditemukan pertama kali oleh Theodor Boveri pada tahun 1888, seorang
biolog asal Jerman. Boveri juga mengemukakan teori awal bahwa kanker disebabkan oleh
kesalahan selama pembelahan sel, dimulai dengan satu sel di mana membentuk dari kromosom menjadi
orak-arik, menyebabkan sel membelah tak terkendali. Walaupun teorinya ditolak
pada saat itu, di tahun-tahun kemudian para peneliti seperti Thomas Hunt Morgan menunjukkan
bahwa Boveri ternyata terbukti benar.
c.
Struktur
Sentriol
Dalam 1
sel ada 1 pasang sentriol, letaknya tegak lurus sesama. Bentuk organel ini
silinder, memiliki rangka mikrotubul yang bersusun secara radial. Mikrotubul
itu beruntai 3 (triplet). Jumlah triplet tiap sentriol ada 9. Rangka 9 triplet
ini disalut oleh matriks kental. Rangka dan matrik pada salah satu ujung
sentriol membentuk gambaran seperti roda gerobak. Sentriol mempunyai diameter
0,15 µm, panjang 0,3-0,5µm.
Masing-masing
triplet dari 9 kelompok triplet pada sentriol terdiri dari tiga buah sub-unit
mikrotubulus yang diberi nama sub-unit a, b, dan c. Urutan penamaan ini dimulai
dari sub-unit yang paling dalam (tubulus yang paling dalam sebagai sub-unit a),
diameter tiap-tiap tubulus 200-260 Å. Selain itu sub-struktur dari
tubulus a, b, dan c adalah sama untuk semua sub-struktur lainnya.
Berarti bahwa sub-struktur a dari suatu triplet akan sama dengan sub-struktur
a pada triplet yang lainnya, demikian pula untuk b dan c.
Pada
potongan melintang mikrotubulus tampak sebagai tiga lingkaran berbaris, tiap
baris membentuk sudut kecil terhadap lingkaran triplet. Daerah yang terletak di
antara dan sekitar triplet diisi oleh materi padat elektron yang tidak
mempunyai bentuk (amorf), dengan mikrotubulus a dalam tiap triplet dihubungkan
ke mikrotubulus c pada triplet berikutnya melalui padatan yang berbentuk garis.
Pada sayatan melintang, triplet ini tampak seperti baling-baling yang terletak
sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 40o terhadap jari-jari
silinder.
Sebelum
pembelahan sel, jumlah sentriol berlipat dua. Tiap sentriol yang baru timbul
dekat salah satu ujung sentriol sebelumnya. Pertama dibentuk padatan berbentuk
cincin yang mempunyai ukuran yang sama seperti sentriol yang ada, tetapi tanpa
mikrotubular triplet pada dindingnya. Padatan yang berbentuk cincin ini
kemudian memanjang membentuk suatu silinder, yaitu prosentriol tegak
lurus terhadap sentriol yang ada.
Setelah
duplikasi sentriol, tiap sentriol bermigrasi ke bagian kutub-kutub sel
yang sedang membelah yang diikuti oleh sentriol turunannya ke kutub inti
yang berlawanan. Kesalahan selama proses ini bisa membuat sel yang diubah, yang
dengan tak membahayakan mungkin mati satu demi satu atau menjadi lebih ganas,
tergantung pada mutasi. Terbentuk serat sekeliling sentriol yang berpasangan
itu. Serat itu terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen. Macam-macam serat
gelendong :
1. Radial
2. Interpolar
3. Kromosomal
Serat radial berada
sekeliling tiap pasangan sentriol, pendek-pendek, membentuk gambaran seperti
bintang bersinar sehingga disebut bintang kutub.
Serat interpolar menghubungkan
pasangan sentriol dari kutub ke kutub, membentuk gambaran seperti gelendong
(spindle).
Serat kromosomal menghubungkan
sentriol dengan kromosom; sifatnya menggantung kromosom itu lewat sentromernya.
Pada
siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap
duplikasi kromosom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. Di sini
sentriol menginduksi pembentukan mikrotubulus dari aparatus yang berbentuk
kumparan selama mitosis.
Sel pada
periode G0 dan G1 biasanya berisi dua sentriol sempurna. Yang lebih tua di
antara dua sentriole dipasang disebut ibu centriole, sedangkan yang lebih muda
disebut anak centriole. Selama siklus pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari
bagian samping masing-masing "ibu" yang sudah ada sentriol. Sesudah
sentriol berduplikasi, kedua pasang sentriol tinggal berangkaian dalam
rangkaian orthogonal sampai mitosis, waktu ibu dan anak sentriol tergantung
dari enzim separasi mereka. Kedua sentriol di sentrosom pun berhubungan dengan
satu sama lain tak diketahui oleh protein. Ibu centriole memancarkan
perpanjangan di distal akhir poros panjangnya dan diberikan kepada anak
centriole di akhir proksimal yang lain. Masing-masing sel anak terbentuk sesudah
sel pembelahan akan mewarisi salah satu pasang ini (satu lebih tua dan satu
lebih baru)
d.
Peranan
Sentriol
Sentriol
berperan penting pada pembentukan berbagai bangunan selular yang terdiri atas
mikrotubul termasuk gelendong mitosis sel yang sedang membelah, silium,
flagelum, dan beberapa juluran sel khusus, contohnya filamen aksial
spermatozoa. Menarik untuk diketahui bahwa silium, flagelum, dan ekor
spermatozoa mempunyai konfigurasi 9+2 mikrotubul seperti yang tampak dalam
sentriol.
Sentriol
juga terdapat sebagai badan basal yang merupakan tempat pembentukan silia.
Badan basal dekat lempeng basal pada ujung yang menghadap permukaan sel dan
karena itu sedikit berbeda strukturnya dari sentriol. Pada organel pergerakkan
ini, sentriol menjadi badan basal atau kinetosom. Struktur ini terdapat tepat
pada bagian dasar silium atau flagelum. Sentriol yang menghasilkan silium atau
flagelum inilah yang dikenal sebagai badan basal. Nama-nama lain untuk badan
basal: kinetosom, blefaroplas, basal granula, basal korpuskel, dan proksimal
sentriol.
Mikrotubulus
pada sentriol dan pada badan basal mengandung struktur protein yang disebut
tubulin dan juga lemak. Selain itu mengandung enzim ATPase berkonsentrasi
tinggi, namun masih diragukan terdapat kandungan asam nukleat pada kedua
organel tersebut.
Walaupun
sentriol dapat membantu mengorganisasi penyusunan rakitan mikrotubula, sentriol
ini tak penting bagi fungi ini dalam semua eukariota; sentrosom sebagian besar
tumbuhan tidak memiliki sentriol sama sekali.
Dengan
terbentuknya serat gelendong, maka sel pun membelah. Sekaligus sentriol di sini
berfungsi sebagai penentu arah (orientasi) pembelahan sel. Organel gerak
megandung rangka mikrotubul. Rangka ini dibuat oleh sentriol. Tiap organel
gerak itu ada hubungannya dengan sentriol dan biasa terletak dekat dasarnya.
Sehingga para ahli beranggapan bahwa sentriol selain berfungsi sebagai pembuat
rangkanya, juga mengontrol gerakan organel itu.
Rangka
sel yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, juga dibuat dan dikontrol
oleh sentriol. Rangka inilah yang menunjang sel agar tetap bentuknya, dan
membran sel tidak mengendur atau pecah.
Kehadiran
sentriol dalam pembelahan sel, ada yang berpendapat tidaklah mutlak. Karena
pada tumbuhan organel ini jarang terdapat, dan dalam pembelahan tak jelas apa
yang menggantikan peranan sentriol.
Ultrastruktur
badan dasar (kinetosom) organel gerak (silia dan flagella) memperlihatkan
komposisi sama dengan sentriol. Fulton (1971) telah mengamati, bahwa badan
basal tumbuh dari sentriol. Ia mengemukakan, pertama kali terjadi proses
kondensasi molekul protein sekeliling sentriol. Kondensasi ini membentuk
prosentriol, lalu jadi kinetosom, akhirnya di bagian ujungnya terbentuk silia
atau flagella.
Setiap
sel yang memiliki silia atau flagella terbukti pula memiliki sentriol yang
letaknya dekat-dekat dengan kinetosom. Jadi perkiraan, selain sentriol
berfungsi untuk menumbuhkan silia dan flagella, sekaligus juga untuk megontrol
proses bergerak mereka, terutama mengatur irama gerakannya.
Di
samping memainkan tugas penting di pembelahan sel, sentriol juga menolong untuk
menyediakan bantuan struktural untuk sel intinya. Juga akan muncul bahwa
sentriol mempunyai kode genetik uniknya sendiri yang jelas dari kitab
undang-undang sel; ilmuwan percaya bahwa kode ini memungkinkan sentrosom untuk
membagi dan melakukan fungsi berbagainya di sel.
9. Nukleus
Nukleus
mengandung sebagian besar gen
yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria
dan kloroplas).
Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam
sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang
memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka,
dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah
merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma)
dari sitoplasma.
Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus
dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah
pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran
selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA
terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut
yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan
melalui mikroskop
sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah
ialah nukleolus, yang merupakan
tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian
dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung
menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung
pada spesiesnya
dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis
protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul pembawa
pesan berupa RNA,
yaitu mRNA,
yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu
dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat
pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino
protein yang disintesis.
10. Pertautan
sel
Sel-sel pada suatu jaringan atau organ dapat mengadakan hubungan
dengansesama sel maupun dengan substansi antar selnya.Pada jaringan pengikat
pertautan antar sel dengan matriks ekstra sel atausubstansi antar sel sangat
melimpah, sedangkan sel yang tersebar di dalamnya sangat jarang. Matriks ini
banyak mengandung polimer yang berupa serabut-serabut (polimer yi kolagen).
Pada jaringan ikat, matriks lah yang menahan tekanan yang mengenainya. Sel-sel
jaringan ikat ini melekat pada bagian matriksnya.Jaringan epithelium pertautan
antar sel dengan adanya anyaman filamensitoskeletal yang terikat pada permukaan
dalam dari membran sel di tempatadanya pertautan antar sel. Pertautan dapat
dibedakan atas 3 macam, yaitu
1.Pertautan
Penyumbat
2.Pertautan
Penambat
3.Pertautan
Penghubung
Berikut akan dijelaskan satu per satu mengenai macam-macam penghambat,a.
Pertautan penyumbat Jaringan epithelium memiliki fungsi sebagai penghalang yang
pemilih. Pertautan sumbat juga merintangi perpindahan molekul protein selaput
sel danzat-zat kimia yang berada disebelah menyebelah. Pertautan sumbat terdiri
atas untaian beranastomosis yang mengelilingi daerahapikal sel epithelium. Permeabilitas
pertautan sumbat bervariasi. Epithelium intestinum > epithelium kantung
kemih terdapat 2 model pertautan sumbat
terdiri dari deretan protein trans - membran dari sel yg berdampingan.
Di tempat pertautan selaput sel A menyatu dengan selaput sel B,dipusat
pertautan fosfolipida belahan ekstrasitoplasmik mem-bentukmisel atau molekul
protein (aktin)b.Pertautan PenambatBerdasarkan struktur dan fungsinya terdapat
dua macam pertautan penambat,yaitu:
•Pertautan tambat: tempat pengikatan filamen aktin dari sel satu kesel yang lain atau dari satu tempat ke
tempat lain di satu sel
•Desmosoma dan Hemidesmosom: merupakan tempat pengikatanfilamen
intermediaBentuk dan struktur pertautan tambat sangat beragam
•Pada sel bukan epithelium: berupa bercak atau garis perlekatan
ygmenghubungkan filamen aktin di korteks sitoplasma sel ygberdampingan.
•Sel epithelium: berupa pending pelekatan di sekeliling setiap sel
ygberinteraksi (desmosoma pending)
Di tiap sel di daerah desmosoma pending terdapat pita berkas filamen
aktinmengelilingi sel tepat dibawah pertautan sumbat. Berkas filamen aktin
iniberkaitan dengan jaringt-jaring terminal. Dari jaring-jaring ini juga
terjulur berkas filamen aktin ke arah mikrovilli.Berkas filamen juga berikatan
dengan protein pengikat intrasel yangberikatan dg glikoprotein
transmembran.Desmosom bercak (spot desmosome) berbentuk seperti kancing baju
ygmerupakan titik persentuhan antara 2 buah sel (tapi masih berjarak
30nanometer)Permukaan sitoplasmik di daerah desmosom dilapisi oleh materi
padatelektron, dan padanya terjulur filamen berukuran sekitar 10 nanometer
(tonofilamen).Ruang antar sel di daerah desmosom bercak berisi cairan yg
berperan sbgperekat yg disebut substrak pusat. Timbunan materi padat elektron
dari selA dihubungkan dg yg dari sel B oleh glikoprotein transmembranpenghubung
lewat substrak pusat.Hemidesmosom: setengah desmosom, pertautan ini tidak
menambatkanselaput sel, sel yang berdampingan tetapi merekatkan permukaan basal
selepithelium ke lamina basal atau matriks ekstrasel.c.Pertautan
PenghubungDisebut juga pertautan celah (neksus), terdapat pd hampir semua sel
jaringan hewan. Selaput sel dari sel-sel berdampingan dipisahkan celahsngt
sempit (3 nanometer). Dg mikroskop elektron terlihat bhw pertautancelah
merupakan kelompok saluran kecil-kecilDengan menggunakan analisis difraksi
sinar X dan pengamatan mikroskopielektron, ternyata zarah berbentuk hexagonal
yg disebut koneksonAnalisis biokimia dari pertautan celah hepatosit, memberikan
hasil bahwasetiap konekson td 6 buah protein transmembran yh masing-masing
disebutkoneksin.Ada 2 peran pertautan celah di dalam suatu jaringan
•Sebagai perekat antar sel
•Sebagai penghubung langsung antar sel
Molekul dg BM s/d 1000 dalton dpt dengan bebas lewat dari sel A ke selB,
hal ini memungkinkan penyebaran ion, gula, asam amino, nukleotida,vitamin,
hormon dan molekul BM rendah lainnya. Perangkai metabolik inidigunakan untuk
membagikan makanan ke sel-sel selama perkembangan dan memasok molekul-molekul
pengatur, seperti berbagai macamenzim
Permeabilitas pertautan celah dipengaruhi oleh ion Ca++. Bila kadar Ca++
tinggi, maka hubungan antar sel pada pertautan celah tertutup danakan terbuka
kembali bila kadar Ca++ kembali ke keadaan normal dengana adanya dinding sel,
agak sulit bagi sel tumbuhan untuk mengadakan hubungan dan pembagian zat
makanan. Hubungan dilakukan lewat saluran berdiameter 20-40 nanometer
(plasmodesmata). Ditengahplasmodesmata terdapat saluran yg lebih sempit
(desmotubula) yang membedakan antara pertautan sel pada tumbuhan dengan
pertautan sel yang terjadi pada sel
hewan, tumbuhan juga memiliki sel-sel yang tentu saja akanmelakukan suatu
hubungan dengan sel lainnya. Hanya saja, cara yangdilakukan sel tumbuhan untuk
melakukan hubungan berbeda dengan cara selhewan melakukan hubungannnya.Sel
tumbuhan melakukan interaksi atau hubungan dengan sel disampingnyamelalui
plasmodesmata. Plasmodesmata ini
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
- Simpulan
Dari materi di atas dapat disimpulkan
bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional dari mahluk hidup. Sel
mempunyai beberapa ultra struktur yaitu, membrane sel, retikulum endoplasma,
ribosom, badan golgi, lisosom, mitokondria, plastid, sentriol dan nukleus.
Masing-masing dari ultra struktur sel tersebut mempunyai fungsi dan peranan
masing-masing dkegiatannya dalam sel.
- Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnakan
makal ini, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
para pembaca, dengan tujuan untuk lebih mengembangan pengetahuan di bidang
biologi khusunya mengenai sel.
DAFTAR
PUSTAKA
Aditya
Marianti. 2007.Biologi Sel.Yogyakarta : Graha Ilmu
Issoegianti,
S.M.R. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada PressSumadi.
http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-ab&q=ultrastruktur+sel&oq=ultrastruktur+sel&aq=f&aqi=g1&aql=&gs_l=hp.3..0.75034l80172l1l80543l17l17l0l4l4l0l1125l8712l3-2j3j3j3j2l13l0.llsin.&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=39f7e94fd9de71e8&biw=1024&bih=444
Tidak ada komentar:
Posting Komentar