ULTRA STRUKTUR SEL

ULTRA STRUKTUR SEL

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Biologi Sel



Oleh:
Kelompok 2 (2F)
Yati Hadiyati              102154233
Nida Salma                 102154223
Feri Firman K              102154236
Mita Fazrin                  102154231



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis telah mampu menyelesaikan tugas makalah ini.Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada, Nabi besar kita Muhammad SAW, kepada para sahabat serta umatnya.
Makalah yang berjudul “Ultra Struktur Sel” ini,disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel. Makalah ini memaparka mengenai ultra struktur  sel beserta fungsi dari tiap-tiap struktur.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,baik mengenai isi, maupun bahasanya. Meskipun demikian, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya, Maret 2012

Penulis











BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Tubuh kita tersusun atas bagian-bagian yang sangat kecil, begitu pula dengan dengan makhluk hidup yang lain. Bagian yang sangat kecil itulah yang disebut dengan sel. Semua mahkluk hidup dibentyuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel (uniseluler) contohnya bakteri, dan ada pula yang dibentuk oleh berberapa kumpulan se (multiseluler) contohnya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu. Dua ahli biologi dari Jerman, Mathias J. Schleiden dan Theodor Schwann (1838), membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong, melainkan berisi cairan sitoplasma yang mendukung segala aktivitas dasar makluk hidup. Sehingga muncullah teori sel yang dibangun oleh kedua tokoh tersebut.
Sel merupakan unit structural dan fungsional terkecil pada mahkluk hidup. Sel sebagai unit structural terkecil bermakna bahwa sel merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh mahkluk hidup. Setiap sel tersusun dari bagian membrane plasma, inti sel, sitoplasma dan organel sel. Sedangkan sel sebagai unit fungsionla bermakna bahwa sel penyusun tubuh makhluk hidup melakukan suatu fungsi atau kegiatan proses hidup. Fungsi yang dilakukan oleh sel meliputi respirasi, ekskresi , transportasi sisntesis, reproduksi, sekresi, respon.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa fungsi dari membrane sel?
2.      Apa fungsi dari retikulum endoplasma?
3.      Apa fungsi dari ribosom?
4.      Apa fungsi dari badan golgi?
5.      Apa fungsi dari lisosom?
6.      Apa fungsi dari mitokondria?
7.      Apa fungsi dari plastida?
8.      Apa fungsi dari sentriol?
9.      Apa fungsi dari nukleus?
10.  Bagaimana pertautan antar sel terjadi?
C.     Tujuan makalah
1.      Untuk mengidentifikasi fungsi membran plasma;
2.      Untuk mengidentifikasi fungsi retikulum endoplasma;
3.      Untuk mengidentifikasi fungsi ribosom;
4.      Untuk mengidentifikasi fungsi badan golgi;
5.      Untuk mengidentifikasi fungsi lisosom’
6.      Untuk mengidentifikasi fungsi mitokondria;
7.      Untuk mengidentifikasi fungsi plastid;
8.      Untuk mengidentifikasi fungsi sentriol;
9.      Untuk mengidentifikasi fungsi nukleus dan
10.  Untuk mengidentifikasi pertautan yang terjadi antar sel.




BAB II
PEMBAHASAN
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma dan daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis banyak reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.
A.    Sel prokariota
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid.[7] Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniselular dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmosis pada lingkungan yang berkonsentrasi lebih rendah daripada isi sel.
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindari jenis tertentu sel kekebalan tubuh manusia. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.


B.     Sel Eukariota
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; retikulum endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; badan Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; dan peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino. Sel hewan, tetapi tidak sel tumbuhan, memiliki lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniselular. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniselular memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian.
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.
Adapun ultra struktur dari sel adalah sebagai berikut:
1.      Membran plasma
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
2.      Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
a.       Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
b.      Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.
3.      Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu metabolismenya berubah
4.      Badan golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.
5.      Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
6.      Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi selular, yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.
7.      Plastida
Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Terdapat      tiga macam plastida yaitu Kloroplas, Leukoplas,  Kromoplas.
1.      Kloroplas, adalah plastida yang menghasilkan warna hijau daun, disebut klorofil.
Kloroplas adalah plastida yang mengandung  klorofil, karotenoid dan pigmen fotosintesis lain
Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :
- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
- klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat
- klorofil d: menghasilkan warna hijau merah
Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun bertumpuk membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah terdapat pigmen fotosintesis yaitu klorofil dankaroten. Ruangan di antara grana disebut stroma.
Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia melalui suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap yaitu proses pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan menggunakan energi kimia hasil reaksi terang.
2.      Leukoplas, adalah plastida yang tidak berwarna. Terdapat 3 jenis leukoplas yang dibedakan berdasarkan fungsinya.
a.Amiloplas             ;berfungsi menghasilkan  Amilum
b.Elaioplas              ;berfungsi menghasilkanlemak
c. Proteoplas           ; berfungsi  menghasilkan protein
3.                Kromoplas,  adalah plastida yang menghasilkan warna non fotosintesis atau warna selain hijau. Macam-macam warna tersebut adalah sebagai berikut:
a. Karotin    : Berwarna kuning, misalnya pada wortel
b. Xantofil   : Berwarna kuning pada daun yang tua
c. Fikosantin : Berwarna coklat pada ganggang Phaeophyta
d. Fikosianin : Berwarna biru pada ganggang cyanophyta
e. Fikoeritrin : Berwarna merah pada ganggang Rhodophyta
f. Antosianin : Memberi warna merah sampai kuning pada bunga
8.      Sentriol
a.       Pengertian sentriol
Semua sel yang dapat membelah (dan bahkan ada yang tidak membelah) mengandung sepasang bangunan yang disebut sentriol. Sentriol adalah sebuah organel berbentuk tabung yang biasa ditemukan pada organisme eukariot, selalu terdapat pada sel hewan, meskipun jarang sekali ditemukan di beberapa tumbuhan tingkat tinggi dan jamur. Pada sel yang memiliki organel gerak di puncaknya, sering tampak organel ini dekat-dekat di dasarnya. Sentriol yang berpasangan, diatur secara tegak lurus dan diselimuti oleh gumpalan besar tidak berbentuk yang terbuat dari material-material padat (biasanya diketahui sebagai Material Pericentriolar) mendasari struktur persenyawaan yang biasa diketahui sebagai sentrosom. Sebelum ME ditemukan, ada organel sel yang disebut sentrosom (dari kata sentra = pusat; soma = badan), yang sering tampak terletak di tengah sel dan dekat inti.
Sentriol biasanya terletak dekat inti sel (nukleus) meskipun fungsinya sering dikaitkan dengan peristiwa pembelahan sel (mitosis maupun meiosis) khususnya dalam pembentukan benang-benang gelendong untuk memisahkan sel kromosom. Sentriol biasanya terdapat berpasangan disebut diplosom. Sepasang sentriol sel hewan terdapat di dalam sentrosom. Selama interfase biasanya pasangan ini berada di sisi inti sel dan diungkus oleh suatu selaput pembungkus, tetapi pada beberapa sel pasangan ini terletak di dekat permukaan sel. Umumnya pasangan ini membentuk sudut tegak lurus, tetapi kadang-kadang tersusun/berhubungan pada bagian ujung-ujungnya. Pada sel yang berinti banyak seperti osteoklas, mungkin terdapat sejumlah besar sentriol yang berasal dari sejumlah sentrosom yang melebur.
b.      Penemu Sentiol
Keberadaan sentriol dan sentrosom yang digambarkan sebagai organ utama pembelahan sel, ditemukan pertama kali oleh Theodor Boveri pada tahun 1888, seorang biolog asal Jerman. Boveri juga mengemukakan teori awal bahwa kanker disebabkan oleh kesalahan selama pembelahan sel, dimulai dengan satu sel di mana membentuk dari kromosom menjadi orak-arik, menyebabkan sel membelah tak terkendali. Walaupun teorinya ditolak pada saat itu, di tahun-tahun kemudian para peneliti seperti Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa Boveri ternyata terbukti benar.
c.       Struktur Sentriol
Dalam 1 sel ada 1 pasang sentriol, letaknya tegak lurus sesama. Bentuk organel ini silinder, memiliki rangka mikrotubul yang bersusun secara radial. Mikrotubul itu beruntai 3 (triplet). Jumlah triplet tiap sentriol ada 9. Rangka 9 triplet ini disalut oleh matriks kental. Rangka dan matrik pada salah satu ujung sentriol membentuk gambaran seperti roda gerobak. Sentriol mempunyai diameter 0,15 µm, panjang 0,3-0,5µm.
Masing-masing triplet dari 9 kelompok triplet pada sentriol terdiri dari tiga buah sub-unit mikrotubulus yang diberi nama sub-unit a, b, dan c. Urutan penamaan ini dimulai dari sub-unit yang paling dalam (tubulus yang paling dalam sebagai sub-unit a), diameter tiap-tiap tubulus 200-260 Å. Selain itu sub-struktur dari tubulus a, b, dan c adalah sama untuk semua sub-struktur lainnya. Berarti bahwa sub-struktur a dari suatu triplet akan sama dengan sub-struktur a pada triplet yang lainnya, demikian pula untuk b dan c.
Pada potongan melintang mikrotubulus tampak sebagai tiga lingkaran berbaris, tiap baris membentuk sudut kecil terhadap lingkaran triplet. Daerah yang terletak di antara dan sekitar triplet diisi oleh materi padat elektron yang tidak mempunyai bentuk (amorf), dengan mikrotubulus a dalam tiap triplet dihubungkan ke mikrotubulus c pada triplet berikutnya melalui padatan yang berbentuk garis. Pada sayatan melintang, triplet ini tampak seperti baling-baling yang terletak sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 40o terhadap jari-jari silinder.
Sebelum pembelahan sel, jumlah sentriol berlipat dua. Tiap sentriol yang baru timbul dekat salah satu ujung sentriol sebelumnya. Pertama dibentuk padatan berbentuk cincin yang mempunyai ukuran yang sama seperti sentriol yang ada, tetapi tanpa mikrotubular triplet pada dindingnya. Padatan yang berbentuk cincin ini kemudian memanjang membentuk suatu silinder, yaitu prosentriol tegak lurus terhadap sentriol yang ada.
Setelah duplikasi sentriol, tiap sentriol bermigrasi ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah yang diikuti oleh sentriol turunannya ke kutub inti yang berlawanan. Kesalahan selama proses ini bisa membuat sel yang diubah, yang dengan tak membahayakan mungkin mati satu demi satu atau menjadi lebih ganas, tergantung pada mutasi. Terbentuk serat sekeliling sentriol yang berpasangan itu. Serat itu terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen. Macam-macam serat gelendong :
1. Radial
2. Interpolar
3.  Kromosomal
Serat radial berada sekeliling tiap pasangan sentriol, pendek-pendek, membentuk gambaran seperti bintang bersinar sehingga disebut bintang kutub.
Serat interpolar menghubungkan pasangan sentriol dari kutub ke kutub, membentuk gambaran seperti gelendong (spindle).
Serat kromosomal menghubungkan sentriol dengan kromosom; sifatnya menggantung kromosom itu lewat sentromernya.
Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromosom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. Di sini sentriol menginduksi pembentukan mikrotubulus dari aparatus yang berbentuk kumparan selama mitosis.
Sel pada periode G0 dan G1 biasanya berisi dua sentriol sempurna. Yang lebih tua di antara dua sentriole dipasang disebut ibu centriole, sedangkan yang lebih muda disebut anak centriole. Selama siklus pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari bagian samping masing-masing "ibu" yang sudah ada sentriol. Sesudah sentriol berduplikasi, kedua pasang sentriol tinggal berangkaian dalam rangkaian orthogonal sampai mitosis, waktu ibu dan anak sentriol tergantung dari enzim separasi mereka. Kedua sentriol di sentrosom pun berhubungan dengan satu sama lain tak diketahui oleh protein. Ibu centriole memancarkan perpanjangan di distal akhir poros panjangnya dan diberikan kepada anak centriole di akhir proksimal yang lain. Masing-masing sel anak terbentuk sesudah sel pembelahan akan mewarisi salah satu pasang ini (satu lebih tua dan satu lebih baru)
d.      Peranan Sentriol
Sentriol berperan penting pada pembentukan berbagai bangunan selular yang terdiri atas mikrotubul termasuk gelendong mitosis sel yang sedang membelah, silium, flagelum, dan beberapa juluran sel khusus, contohnya filamen aksial spermatozoa. Menarik untuk diketahui bahwa silium, flagelum, dan ekor spermatozoa mempunyai konfigurasi 9+2 mikrotubul seperti yang tampak dalam sentriol.
Sentriol juga terdapat sebagai badan basal yang merupakan tempat pembentukan silia. Badan basal dekat lempeng basal pada ujung yang menghadap permukaan sel dan karena itu sedikit berbeda strukturnya dari sentriol. Pada organel pergerakkan ini, sentriol menjadi badan basal atau kinetosom. Struktur ini terdapat tepat pada bagian dasar silium atau flagelum. Sentriol yang menghasilkan silium atau flagelum inilah yang dikenal sebagai badan basal. Nama-nama lain untuk badan basal: kinetosom, blefaroplas, basal granula, basal korpuskel, dan proksimal sentriol.
Mikrotubulus pada sentriol dan pada badan basal mengandung struktur protein yang disebut tubulin dan juga lemak. Selain itu mengandung enzim ATPase berkonsentrasi tinggi, namun masih diragukan terdapat kandungan asam nukleat pada kedua organel tersebut.
Walaupun sentriol dapat membantu mengorganisasi penyusunan rakitan mikrotubula, sentriol ini tak penting bagi fungi ini dalam semua eukariota; sentrosom sebagian besar tumbuhan tidak memiliki sentriol sama sekali.
Dengan terbentuknya serat gelendong, maka sel pun membelah. Sekaligus sentriol di sini berfungsi sebagai penentu arah (orientasi) pembelahan sel. Organel gerak megandung rangka mikrotubul. Rangka ini dibuat oleh sentriol. Tiap organel gerak itu ada hubungannya dengan sentriol dan biasa terletak dekat dasarnya. Sehingga para ahli beranggapan bahwa sentriol selain berfungsi sebagai pembuat rangkanya, juga mengontrol gerakan organel itu.
Rangka sel yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, juga dibuat dan dikontrol oleh sentriol. Rangka inilah yang menunjang sel agar tetap bentuknya, dan membran sel tidak mengendur atau pecah.
Kehadiran sentriol dalam pembelahan sel, ada yang berpendapat tidaklah mutlak. Karena pada tumbuhan organel ini jarang terdapat, dan dalam pembelahan tak jelas apa yang menggantikan peranan sentriol.
Ultrastruktur badan dasar (kinetosom) organel gerak (silia dan flagella) memperlihatkan komposisi sama dengan sentriol. Fulton (1971) telah mengamati, bahwa badan basal tumbuh dari sentriol. Ia mengemukakan, pertama kali terjadi proses kondensasi molekul protein sekeliling sentriol. Kondensasi ini membentuk prosentriol, lalu jadi kinetosom, akhirnya di bagian ujungnya terbentuk silia atau flagella.
Setiap sel yang memiliki silia atau flagella terbukti pula memiliki sentriol yang letaknya dekat-dekat dengan kinetosom. Jadi perkiraan, selain sentriol berfungsi untuk menumbuhkan silia dan flagella, sekaligus juga untuk megontrol proses bergerak mereka, terutama mengatur irama gerakannya.
Di samping memainkan tugas penting di pembelahan sel, sentriol juga menolong untuk menyediakan bantuan struktural untuk sel intinya. Juga akan muncul bahwa sentriol mempunyai kode genetik uniknya sendiri yang jelas dari kitab undang-undang sel; ilmuwan percaya bahwa kode ini memungkinkan sentrosom untuk membagi dan melakukan fungsi berbagainya di sel.
9.      Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.
10.  Pertautan sel
Sel-sel pada suatu jaringan atau organ dapat mengadakan hubungan dengansesama sel maupun dengan substansi antar selnya.Pada jaringan pengikat pertautan antar sel dengan matriks ekstra sel atausubstansi antar sel sangat melimpah, sedangkan sel yang tersebar di dalamnya sangat jarang. Matriks ini banyak mengandung polimer yang berupa serabut-serabut (polimer yi kolagen). Pada jaringan ikat, matriks lah yang menahan tekanan yang mengenainya. Sel-sel jaringan ikat ini melekat pada bagian matriksnya.Jaringan epithelium pertautan antar sel dengan adanya anyaman filamensitoskeletal yang terikat pada permukaan dalam dari membran sel di tempatadanya pertautan antar sel. Pertautan dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu
1.Pertautan Penyumbat
2.Pertautan Penambat
3.Pertautan Penghubung
Berikut akan dijelaskan satu per satu mengenai macam-macam penghambat,a. Pertautan penyumbat Jaringan epithelium memiliki fungsi sebagai penghalang yang pemilih. Pertautan sumbat juga merintangi perpindahan molekul protein selaput sel danzat-zat kimia yang berada disebelah menyebelah. Pertautan sumbat terdiri atas untaian beranastomosis yang mengelilingi daerahapikal sel epithelium. Permeabilitas pertautan sumbat bervariasi. Epithelium intestinum > epithelium kantung kemih terdapat  2 model pertautan sumbat terdiri dari deretan protein trans - membran dari sel yg berdampingan.
Di tempat pertautan selaput sel A menyatu dengan selaput sel B,dipusat pertautan fosfolipida belahan ekstrasitoplasmik mem-bentukmisel atau molekul protein (aktin)b.Pertautan PenambatBerdasarkan struktur dan fungsinya terdapat dua macam pertautan penambat,yaitu:
•Pertautan tambat: tempat pengikatan filamen aktin dari sel satu    kesel yang lain atau dari satu tempat ke tempat lain di satu sel
•Desmosoma dan Hemidesmosom: merupakan tempat pengikatanfilamen intermediaBentuk dan struktur pertautan tambat sangat beragam
•Pada sel bukan epithelium: berupa bercak atau garis perlekatan ygmenghubungkan filamen aktin di korteks sitoplasma sel ygberdampingan.
•Sel epithelium: berupa pending pelekatan di sekeliling setiap sel ygberinteraksi (desmosoma pending)
Di tiap sel di daerah desmosoma pending terdapat pita berkas filamen aktinmengelilingi sel tepat dibawah pertautan sumbat. Berkas filamen aktin iniberkaitan dengan jaringt-jaring terminal. Dari jaring-jaring ini juga terjulur berkas filamen aktin ke arah mikrovilli.Berkas filamen juga berikatan dengan protein pengikat intrasel yangberikatan dg glikoprotein transmembran.Desmosom bercak (spot desmosome) berbentuk seperti kancing baju ygmerupakan titik persentuhan antara 2 buah sel (tapi masih berjarak 30nanometer)Permukaan sitoplasmik di daerah desmosom dilapisi oleh materi padatelektron, dan padanya terjulur filamen berukuran sekitar 10 nanometer (tonofilamen).Ruang antar sel di daerah desmosom bercak berisi cairan yg berperan sbgperekat yg disebut substrak pusat. Timbunan materi padat elektron dari selA dihubungkan dg yg dari sel B oleh glikoprotein transmembranpenghubung lewat substrak pusat.Hemidesmosom: setengah desmosom, pertautan ini tidak menambatkanselaput sel, sel yang berdampingan tetapi merekatkan permukaan basal selepithelium ke lamina basal atau matriks ekstrasel.c.Pertautan PenghubungDisebut juga pertautan celah (neksus), terdapat pd hampir semua sel jaringan hewan. Selaput sel dari sel-sel berdampingan dipisahkan celahsngt sempit (3 nanometer). Dg mikroskop elektron terlihat bhw pertautancelah merupakan kelompok saluran kecil-kecilDengan menggunakan analisis difraksi sinar X dan pengamatan mikroskopielektron, ternyata zarah berbentuk hexagonal yg disebut koneksonAnalisis biokimia dari pertautan celah hepatosit, memberikan hasil bahwasetiap konekson td 6 buah protein transmembran yh masing-masing disebutkoneksin.Ada 2 peran pertautan celah di dalam suatu jaringan
•Sebagai perekat antar sel
•Sebagai penghubung langsung antar sel
Molekul dg BM s/d 1000 dalton dpt dengan bebas lewat dari sel A ke selB, hal ini memungkinkan penyebaran ion, gula, asam amino, nukleotida,vitamin, hormon dan molekul BM rendah lainnya. Perangkai metabolik inidigunakan untuk membagikan makanan ke sel-sel selama perkembangan dan memasok molekul-molekul pengatur, seperti berbagai macamenzim
Permeabilitas pertautan celah dipengaruhi oleh ion Ca++. Bila kadar Ca++ tinggi, maka hubungan antar sel pada pertautan celah tertutup danakan terbuka kembali bila kadar Ca++ kembali ke keadaan normal dengana adanya dinding sel, agak sulit bagi sel tumbuhan untuk mengadakan hubungan dan pembagian zat makanan. Hubungan dilakukan lewat saluran berdiameter 20-40 nanometer (plasmodesmata). Ditengahplasmodesmata terdapat saluran yg lebih sempit (desmotubula) yang membedakan antara pertautan sel pada tumbuhan dengan pertautan sel yang terjadi  pada sel hewan, tumbuhan juga memiliki sel-sel yang tentu saja akanmelakukan suatu hubungan dengan sel lainnya. Hanya saja, cara yangdilakukan sel tumbuhan untuk melakukan hubungan berbeda dengan cara selhewan melakukan hubungannnya.Sel tumbuhan melakukan interaksi atau hubungan dengan sel disampingnyamelalui plasmodesmata. Plasmodesmata ini

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
  1. Simpulan
Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional dari mahluk hidup. Sel mempunyai beberapa ultra struktur yaitu, membrane sel, retikulum endoplasma, ribosom, badan golgi, lisosom, mitokondria, plastid, sentriol dan nukleus. Masing-masing dari ultra struktur sel tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing dkegiatannya dalam sel.
  1. Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnakan makal ini, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca, dengan tujuan untuk lebih mengembangan pengetahuan di bidang biologi khusunya mengenai sel.










DAFTAR PUSTAKA
Aditya Marianti. 2007.Biologi Sel.Yogyakarta : Graha Ilmu
Issoegianti, S.M.R. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada PressSumadi.
http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-ab&q=ultrastruktur+sel&oq=ultrastruktur+sel&aq=f&aqi=g1&aql=&gs_l=hp.3..0.75034l80172l1l80543l17l17l0l4l4l0l1125l8712l3-2j3j3j3j2l13l0.llsin.&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=39f7e94fd9de71e8&biw=1024&bih=444



Tidak ada komentar:

Posting Komentar