Pada Jaman Pra-Darwinisme
diyakini bahwa spesies itu bersifat permanen (Fixisme) di mana
organisme-organisme satu spesies adalah identik, sempurna dan tidak berkembang.
Menurut Darwinisme, evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu yg
sangat panjang (makro evolusi). Sedangkan menurut Sintesis Modern (gabungan
teori evolusi Darwinisme dengan Mendelisme), evolusi adalah perubahan frekuensi
alel dari suatu populasi persatuan waktu (mikro evolusi). Sintesis modern
menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, dan ide tentang
gradualisme untuk menjelaskan bagaimana perubahan besar (spesiasi) dapat
berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan kecil (perubahan frekuensi alel)
yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Menurut Darwin mekanisme
evolusi terjadi karena seleksi alam, sedangkan menurut Sintesis Modern,
evolusi terjadi tidak hanya karena seleksi alam tetapi juga disebabkan oleh
hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow),
mutasi, dan perkawinan tidak acak.
Berikut
ini adalah prinsip-prinsip yang bekerja ketika proses evolusi terjadi.
a. Pada satu waktu evolusi terjadi lebih cepat
dari yang lainnya. Bentuk baru muncul dan bentuk lama punah.
b. Laju kecepatan evolusi tidak sama pada
organisme yang berbeda.
c. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang
paling sempurna tapi bentuk yang sudah terspesialisasi.
d. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke
kompleks.
e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam
individu.
Teori
Evolusi
Evolusi berasal dari bahasa latin yang
artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Bahasa itu diserap menjadi
bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara
bertahap. Di dalam biologi, pengertian evolusi telah mengalami perkembangan.
Menurut Darwinisme: Evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu yang
sangat panjang (makro evolusi). Dengan berkembangnya genetika molekuler, para
ilmuwan mengembangkan teori evolusi komprehensif yang menggabungkan Darwinisme
dengan Mendelisme yang dikenal sebagai sintesis modern (modern synthesis),
di mana kalau menurut Sintesis Modern: Evolusi adalah perubahan frekuensi alel
dari suatu populasi persatuan waktu (mikro evolusi). Berikut ini
dikemukakan beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan teori evolusi :
1. Aristoteles, (Teori Statis)
Pada
masa itu diyakini bahwa spesies itu bersifat permanen (Fixisme) di mana
organisme-organisme satu spesies adalah identik, sempurna dan tidak berkembang.
Linnaeus
mengelompokan spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Seabad kemudian sistem
taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin tentang evolusi.
3. James Hutton (Teori Gradualisme)
Perubahan
dari ciri dan sifat geologis Bumi merupakan produk kumulatif proses yang
berlangsung lambat namun berlangsung terus menerus.
4. Thomas Malthus (Pertumbuhan Populasi
versus Persediaan Makanan)
Menurut
Malthus diperlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan eksistensi
manusia, karena potensi pertumbuhan populasi manusia seperti deret geometri
sedangkan kemampuan untuk menyediakan makanan dan sumber daya lainnya seperti
deret aritmetik (deret hitung)
Mengajukan
suatu model komprehensif tentang terjadinya perubahan terhadap makhluk hidup
seiring dengan waktu sebagai akibat dari pengaruh lingkungan. Penekanan teori
Lamarck adalah bahwa adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk utama
evolusi
Darwin
membentuk embrio teori evolusi dan menerbitkan buku yang menyajikan bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan
bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi
alam.
Mengembangkan
teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh
Darwin.
8. Evolusi Modern (Neo-Darwinisme)
evolusi
modern dikenal juga sebagai sintesis baru, sintesis modern, sintesis evolusi,
atau neo-Darwinisme. Sintesis modern menguraikan evolusi sebagai suatu
perubahan di dalam frekuensi alel dalam suatu populasi dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
Seleksi alam secara acak
memodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik suatu spesies, sehingga
alel-alel yang bersifat menguntungkan karena survive akan mendominasi,
sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan akan berkurang.
Akibatnya alel yang diturunkan jumlahnya tidak proporsional dengan frekuensi
relatif generasi saat itu, sehingga mengubah kumpulan gen. Seleksi alam
mengakumulasi dan mempertahankan genotip yang menguntungkan dalam suatu
populasi.
Mekanisme evolusi Aliran
gen, mutasi, dan perkawinan tidak acak merupakan mekanisme evolusi
Suatu
spesies tupai pemakan biji oak menyerbu hutan. Tupai-tupai itu tidak akan
memakan biji yang kecil, sebab terlalu sulit untuk di tempatkan. Mereka juga
tidak akan memakan biji yang besar sebab terlalu besar untuk dibawa. Setelah
beberapa tahun, biji oak yang ukurannya sedang akan menghilang, tetapi biji
yang ukurannya kecil dan besar akan survive dan berkecambah. Selanjutnya hutan
oak tersebut akan memiliki pohon dengan dua ukuran biji yang berbeda. Seleksi
alam dalam penurunan frekuensi sifat biji pohon Oak berlangsung dengan cara....
Seleksi
penstabilan
Seleksi
langsung
Seleksi
penganekaragaman
Seleksi
alami
Berikut
ini adalah beberapa salah paham tentang evolusi, kecuali….
Evolusi
tidaklah sebagaimana yang disangka banyak orang, yang menyatakan bahwa 'manusia
berevolusi dari kera'. Tetapi, manusia dan kera yang ada sekarang mempunyai
"moyang yang sama". Pengertian "moyang" ini harus dipahami
sebagai moyang secara fisik, bukan spiritual.
Evolusi
tidak berarti membuat makhluk hidup tambah bagus atau tambah intelek
Banyak
yang bilang bahwa bukti-bukti evolusi sudah cukup. Evolusi sudah banyak
diobservasi di laboratorium maupun dari bukti-bukti fosil
Evolusi
tidak berhenti. Evolusi adalah proses dasar dari biologi dan terus berlangsung
Materi Mekanisme dan Bukti-Bukti Evolusi
1. Mekanisme Evolusi
Mekanisme dasar yang menyebabkan proses
evolusi adalah seleksi alam, hanjutan/pergeseran genetik (genetic
drift), aliran gen (gene flow), mutasi, dan perkawinan tidak acak.
Berikut ini akan dkemukakan penjelasan mekanisme evolusi oleh masing-masing
agen penyebab evolusi.
a.
Seleksi Alam
Seleksi
alam adalah suatu proses di mana organisme-organisme yang lebih baik
penyesuaiannya terhadap lingkungan akan menghasilkan keturunan yang lebih
banyak dibanding yang lain. Sebagai hasil dari seleksi alam, proporsi
organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptip
terhadap lingkungan akan meningkat pada masing-masing generasi. Seleksi
alam secara acak memodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik suatu
spesies sehingga alel-alel yang bersifat menguntungkan karena survive
akan mendominasi, sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan akan
berkurang.
b. Hanjutan/pergeseran genetik
Hanjutan/pergeseran
genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen pada suatu populasi berukuran
kecil akibat kejadian acak.
c. Aliran
gen (gene flow)
Aliran
gen (juga disebut campuran gen atau migrasi gen) adalah pertukaran dari
variasi genetik antar populasi, ketika faktor geografi dan habitat bukan
rintangan.
d. Mutasi
Mutasi
selalu terjadi. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada saat
pembelahan yang ke 50.000 hingga 100.000 (Sastrodihardjo, 1980). Kecepatan
mutasi dari berbagai gen bervariasi. Alel yang lebih stabil, frekuensinya
akan cenderung bertambah banyak, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan
cenderung untuk berkurang frekuensinya. Dalam jangka panjang mutasi sangat
penting bagi evolusi karena mutasi mempertinggi variabilitas yang berfungsi
sebagai bahan mentah untuk seleksi alam.
e. Perkawinan
Tidak Acak
Syarat
lain agar kesetimbangan Hardy-Weinberg dapat dipertahankan adalah perkawinan
acak. Tetapi pada kenyataannya, individu lebih sering kawin dengan anggota
populasi yang lebih dekat dibandingkan dengan yang lebih jauh jaraknya,
terutama pada spesies yang penyebarannya dekat. Hal ini akan mendorong
perkawinan antarkerabat (inbreeding). Perkawinan tidak acak lainnya
adalah perkawinan asortatif atau perkawinan berdasarkan pilihan, di mana
individu memilih pasangan yang sama dengan dirinya dalam fenotip tertentu.
2. Bukti-Bukti Evolusi
Ada
beberapa bukti evolusi yaitu sisa organisme masa lampau, distribusi geografis
spesies (biogeografi), anatomi perbandingan, embriologi perbandingan, dan
genetika molekuler. Bukti penting lain yang dipelajari Darwin
dan juga masih dipelajari sekarang adalah seleksi buatan, atau
domestikasi.
a.
Sisa Organisme Masa Lampau
Fosil,
bersama-sama dengan anatomi perbandingan dari hewan dan tumbuhan yang ada
sekarang, merupakan catatan morfologi atau anatomi dari suatu spesies.
Selanjutnya, dengan membandingkan anatomi kedua-duanya yaitu spesies yang hidup
di masa lampau dengan spesies yang ada sekarang, paleontologis (ahli
fosil) dapat menyimpulkan atau menduga garis keturunan dari spesies
tersebut. Bukti Fosil sangat penting, termasuk hubungan dengan
kelompok organisme yang disebut spesies "transisi",
seperti Archaeopteryx sp, yang menyajikan bukti awal untuk mata rantai
antara dinosaurus dan burung
b. Distribusi Geografis
Spesies (Biogeografi)
Bukti
lain yang digunakan untuk menunjukkan garis keturunan evolusioner adalah
distribusi geografis dari spesies. Sebagai contoh, hewan monotremata dan
kebanyakan marsupialia (binatang berkantung) ditemukan hanya di Australia. Hal
ini menunjukkan bahwa nenek moyang umum mereka, yaitu mamalia berplasenta hidup
sebelum tenggelamnya jembatan daratan masa lampau antara Australia dan Asia.
c.
Anatomi Perbandingan
Teori
evolusi memprediksi bahwa keterkaitan organisme ditunjukkan dengan adanya
kesamaan organ yang berasal dari nenek moyang umum. Bagian tubuh dengan
struktur dasar yang sama dikenal sebagai homologi. Struktur homolog ditemukan
pada organisme-organisme yang berbeda namun memiliki nenek moyang umum yang
sama. Homologi dapat dijelaskan dengan membandingkan anatomi dari makhluk
hidup yang berbeda, yang terlihat dari kesamaan dan perbedaan sel,
mempelajari perkembangan embrio, dan mempelajari struktur-struktur sisa (vestigial
structures) pada individu suatu organisme.
d.
Embriologi Perbandingan
Perkembangan
suatu organisme (ontogeny), mungkin berisi petunjuk tentang sejarah
evolusionernya. Karakter yang berasal dari nenek moyang sering (tetapi tidak
selalu) dipelihara dalam perkembangan suatu organisme. Sebagai
contoh, embrio anak ayam dan manusia keduanya mengalami suatu tahap
mempunyai celah dan bangun lengkung di dalam leher yang serupa
dengan bangun lengkung dan celah insang dari ikan. Pengamatan ini
mendukung gagasan bahwa ayam dan manusia memiliki nenek moyang umum (common
ancestor) yang sama dengan ikan Dengan demikian, karakter
perkembangan suatu organisme beserta bukti lainnya dapat digunakan untuk
membangun phylogeni.
e.
Biologi Molekuler
Hubungan
evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya atau dalam gen
dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan
urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek
moyang yang sama. Biologi molekuler mendukung pemikiran Darwin yang paling
berani, “bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat
tertentu melalui cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling awal”.
3. Kesalahpahaman Tentang Teori Evolusi
Meskipun
sintesis modern hampir diterima secara universal oleh
masyarakat ilmiah, banyak orang secara intuisi menemukan aspek lain
tentang evolusi. Misalnya, dari sudut pandang ilmiah satu kekuatan
terbesar penyebab evolusi adalah seleksi alam. Argumentasi-argumentasi melawan
teori evolusi dan seleksi alam, secara umum melibatkan kesalah pahaman atau
kesalahan konsep tentang evolusi atau tentang ilmu pengetahuan secara umum.
Sebagian dari argumentasi yang berlawanan dengan teori evolusi diantaranya
sebagai berikut.
a. Evolusi
dan Devolusi
Salah
satu kesalah pahaman yang paling umum tentang evolusi adalah bahwa satu
spesies dapat "sangat ditingkatkan" dibanding yang lain, bahwa
evolusi merupakan kemajuan yang diperlukan dan atau mendorong pada kompleksitas
yang lebih besar atau sebaliknya (devolusi). Padahal evolusi tidak menjamin
bahwa generasi yang akan datang akan lebih cerdas, komplek, atau moralnya lebih
pantas dibanding generasi sebelumnya.
b. Spesiasi
Kadang-kadang
orang berpikir bahwa spesiasi (pembentukan spesies baru) belum pernah
secara langsung diamati, dan dengan begitu evolusi tidak bisa disebut
sebagai ilmu pengetahuan yang kuat. Padahal pada kenyataannya
"mikroevolusi" telah diamati dan "makroevolusi" tidak dapat
diamati secara menyeluruh. Spesiasi telah diamati secara langsung pada
hewan-hewan yang siklus hidupnya pendek.
c. Kontroversi
Sosial dan Agama
Sejak
penerbitan The Origin of Species pada tahun 1859, teori evolusi telah menjadi sumber
kontroversi yang hampir tetap. Secara umum, kontroversi memusat pada hal-hal
yang filosofis, kosmologis, sosial, dan implikasi religius dari evolusi, bukan
pada ilmu evolusi itu sendiri. Teori bahwa evolusi biologi terjadi melalui satu
mekanisme atau lainnya hampir tidak ditentang dalam masyarakat ilmiah sejak
awal abad ke-20.
d. Pandangan
dari Sisi yang Lain
Harun
Yahya merupakan seorang tokoh kreasionis modern yang telah memberikan perubahan
pandangan dalam memahami evolusi. Ia membantah teori evolusi dengan pendekatan
ilmiah, yang oleh generasi kreasionisme sebelumnya belum bisa diterangkan. Buku
barunya yang berjudul “The Evolution Deceit” mengungkapkan banyak hal
mengenai kebuntuan teori evolusi, baik evolusi molekuler, evolusi manusia,
maupun teori evolusi yang lain. Apa yang dikatakan oleh Harun Yahya pada
dasarnya adalah perbedaan. Dalam komunitas masyarakat, apalagi masyarakat ilmiah,
perbedaan adalah hal wajar seandainya diletakkan pada nilai objektivitas ilmu
pengetahuan. Sementara jika perbedaan diletakkan pada nilai-nilai dogmatis,
maka yang ada adalah emosi membabi buta yang akhirnya justru akan merugikan
ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pendapat
yang dikemukakan oleh Harun Yahya pada dasarnya adalah kekhawatiran munculnya
paham materialisme modern berkedok ilmiah. Agama menyuruh umatnya untuk terus
belajar dari fenomena alam yang ada, karena dari alam fakta itu ada.
Pembelajaran proses kehidupan (seperti evolusi misalnya) tidak akan membawa
orang pada penganut materialisme buta, malah semakin orang mendalami, semakin
sadar ia akan kekuasaan Tuhan. Seandainya kita skeptis terhadap permasalahan
evolusi, belum tentu saat ini kita bisa menyingkap banyak rahasia tentang
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar